Beberapa hari sebelum tanggal 21 February saya merencanakan untuk makan bakmi bersama beberapa pemenang kontes Bakmi.hunt. Kokoyoyo kemudian menambahkan rencana untuk sekalian menyaksikan festival Cap Go Meh 2016 di Glodok, usul yang sangat menarik.
Perjalanan ini direncanakan sebagai ‘pemanasan’ sebelum tim Bakmi.Club 2015 berburu bakmi ke Medan pada tanggal 27 Februari 2016.
Kemudian saya, Kokoyoyo dan Irfan dari Ngider Ngiler. Kita memulai hari di Ho Liaw, lalu menuju stasiun kereta Kota dari stasiun Manggarai. Setibanya di kota, lansung menuju target pertama yaitu Bakmi Jambi Ahiung.
Bakmi ini oke juga, yang menurut saya khas adalah sate babinya yang membal-membal ga lansung nurut saat digigit. Saya suka. Untuk somay dan bakso gorengnya sudah masuk di standar enak. Setelah makan kita sempatkan berbincang sebentar dengan Koh Ahiung yang bercerita sekilas 20 tahun karir ber-bakmi. Dari gerobak kecil di pinggir jalan sampai akhirnya mereka berdagang dirumah dengan pegawai yang banyak.
Target kedua adalah Bakmi Pinangsari, bakmi yang juga legendaris di daerah itu. Bakmi asoi dengan taburan daging cincang, extra tongcay dan daun bawang membuat bakmi ini menjadi khas dan begitu terasa warisan budaya peranakan klasiknya. asoi.
Setelah kenyang, kita memutuskan untuk membungkus siobak di Sedap Wangi untuk bekal nanti.
Perut kenyang, bekal siap, maka saatnya menuju Glodok.
Sesampainya di Jembatan Glodok sudah terlihat antrian untuk pawai. Panjang pawai dari jembatan glodok sampai dengan halte LTC Glodok. Ada total 75 group yang berpartisipasi, dari biara-biara, dari perkumpulan reog, ondel-ondel sampai saya lihat ada juga Tatung asal Singkawang membagikan jimat.
Setelah berjalan sambil foto-foto dan mengamati berbagai variasi altar yang diarak, kita beristirahat sejenak di Fubar, Gedung Candra Naya. Sekalian melihat-lihat gedung Mayor yang legendaris ini. Siang-siang sepoi-sepoi gini memang asoi minum bir di ruang terbuka, suasananya lebih mirip di luar negeri daripada di Glodok. Atau mungkin suasana seperti ini sebenarnya adalah suasana Glodok, namun karena pembangunan yang berantakan membuat Glodok semrawut.
Setelah istirahat, kita mulai berjalan pulang sambil mengikuti rombongan pawai dari rombongan paling belakang. Sambil berjalan rupanya rombongan pawai yang paling belakang adalah tim bersih-bersih, sehingga jalan raya lansung bersih lagi seperti tidak pernah ada pawai.
Salut pada koordinasi panitia pawai, dan rombongan yang siap sedia membersihkan jalanan.