Tiga dari teman-teman saya bercerita mereka lolos seleksi untuk bisa ikut pameran, dan betapa senangnya mereka bisa ikut workshop-workshop yang diadakan untuk mempersiapkan karya mereka. Saya yang sudah mengenal ke-brilian-an ketiga teman saya tersebut; Monica Hapsari, Edita Atmaja dan Nastasha Abigail tentu mengantisipasi malam itu untuk bisa menghadiri pembukaan dan mengagumi hasil jerih payah mereka.
Dan benar, semua karya yang ada disana cukup memberikan asupan inspirasi yang cukup baik.
Edita Atmaja menampilkan karyanya berupa toko bunga, dimana pengunjung bisa ‘merangkai’ bunga dari sketsa-sketsa bunga karya Edita. Lalu ada tiga karya besar berupa panel kayu dengan ‘sketsa’ toko bunga yang membuat saya cukup lama mengagumi detail dan goresan di permukaan kayu tersebut. Kerja keras dan detail yang mengagumkan.
Nastasha Abigail menginterupsi foto-foto lama dengan boneka maskot joged-joged, yang memang boneka maskot joged-joged itu seringkali menginterupsi kehidupan saya di jalan raya. Ide-ide anak ini memang seringkali absurd namun brilian.
Monica Hapsari memberikan pengalaman spiritual dengan audio dan karya berputar, dimana kemudian saya kembali mempertanyakan makna hidup kala didalam ruangan gelap tersebut.
Yang lainnya juga keren-keren, tapi sudah lupa nama-nama nya.
Info-info itu seharusnya bisa didapat di tautan ini, tapi belum diupdate.